Genetik ikan cupang (betta splendens) telah menghasilkan variasi menarik ikan ini. Ia dikenal memiliki variasi morfologi yang luar biasa sebagai hasil seleksi selama proses domestikasi. Dasar genetik yang mendasari berbagai karakteristik unik ini masih belum sepenuhnya dipahami. Tidak sedikit peneliti yang kemudian mendedikasikan dirinya untuk meneliti secara khusus ikan ini.
Pemetaan Genetik pada Ikan Cupang
Penelitian terbaru berhasil melakukan pemetaan genom berkualitas tinggi serta menganalisis 727 individu ikan cupang dengan beragam morfologi. Hasil studi ini mengungkap bahwa ras ikan cupang modern memiliki sejarah domestikasi yang kompleks dengan adanya introgresi ekstensif dari spesies liar.
Introgresi adalah proses transfer gen dari satu spesies ke spesies lain melalui hibridisasi (perkawinan antarspesies) dan kemudian terjadi penyilangan kembali (backcrossing) dengan salah satu spesies induknya. Dan hal tersebut terjadi secara ekstensif, yang berarti bahwa proses ini terjadi dalam skala besar dan signifikan.
Dalam konteks ikan cupang, ini berarti bahwa banyak ikan cupang yang kita lihat saat ini memiliki jejak genetik dari ikan cupang liar akibat perkawinan silang selama domestikasi. Hal ini bisa berdampak pada variasi warna, bentuk tubuh, atau bahkan sifat agresif yang diwarisi dari spesies liar.
Gen yang Bertanggung Jawab atas Variasi Morfologi
Melalui studi asosisasi genom luas (genome-wide association study), para peneliti mengidentifikasi beberapa faktor genetik yang berperan dalam berbagai karakteristik ikan cupang, di antaranya:
- Pola warna – Gen-gen tertentu berperan dalam menghasilkan variasi warna yang beragam.
- Fenotipe “Dumbo” – Pertumbuhan berlebih pada sirip dada dikendalikan oleh faktor genetik spesifik.
- Ukuran tubuh yang luar biasa besar – Karakteristik ini terkait dengan lokus utama yang ditemukan pada kromosom 8.
- Penentuan jenis kelamin – Proses ini dikendalikan oleh lokus yang berkaitan dengan gen dmrt1.
- Fenotipe sirip panjang – Lokus yang mengandung gen kcnj15 berperan dalam perkembangan sirip panjang.
Gen dmrt1 (Doublesex and Mab-3 Related Transcription Factor 1) adalah gen yang memainkan peran kunci dalam penentuan dan diferensiasi jenis kelamin pada banyak spesies hewan, termasuk ikan cupang
Gen kcnj15 adalah salah satu gen yang berperan dalam pengkodean protein saluran ion kalium (potassium inwardly-rectifying channel subfamily J member 15). Gen ini termasuk dalam keluarga Kir (inwardly rectifying potassium channels), yang berfungsi mengatur aliran ion kalium dalam sel dan memiliki peran penting dalam berbagai proses fisiologis.
Genetika Perilaku Agresif
Selain faktor morfologi, penelitian ini juga mengungkap adanya sinyal poligenik (sinyal genetik yang melibatkan banyak gen dalam mempengaruhi suatu sifat atau karakteristik pada organisme) yang terkait dengan agresivitas pada ikan cupang. Beberapa gen yang berhubungan dengan sistem saraf seperti esyt2, apbb2, dan pank2 ditemukan memiliki keterkaitan dengan perilaku agresif spesies ini.
Kesimpulan
Studi ini tidak hanya memberikan wawasan baru tentang genetika ikan cupang tetapi juga membuka peluang untuk mengembangkan spesies ini sebagai model penelitian genetik dalam studi morfologi dan perilaku pada vertebrata. Dengan pemahaman lebih lanjut tentang faktor genetik yang berperan, penelitian ini dapat berkontribusi pada pengembangan teknik seleksi yang lebih baik dalam budidaya ikan cupang di masa depan.
sumber belajar: science.org