2 min read

Ikan Cupang: Asal, Domestikasi, dan Dasar Genetik Variasi Morfologi

Table of Contents

Asal dan Sejarah Domestikasi

Ikan cupang (Betta splendens) berasal dari Thailand tengah dan daerah hilir Sungai Mekong. Berabad-abad lalu, ikan cupang awalnya dibudidayakan untuk meningkatkan agresivitasnya sebagai ikan laga (aduan), sebagai bentuk hiburan dan perjudian. Namun, seiring waktu, para peternak di Thailand mulai melakukan seleksi genetik untuk mengembangkan berbagai variasi warna dan bentuk sirip yang lebih menarik bagi pasar.Melalui pembiakan terkontrol, ikan cupang berkembang menjadi spesies dengan variasi morfologi dan perilaku yang beragam, termasuk perbedaan dalam tingkat agresivitas, warna tubuh, ukuran, dan bentuk sirip.

Potensi Ikan Cupang sebagai Model Genetik

Ikan cupang dikenal mudah dibudidayakan dan dirawat, menjadikannya subjek penelitian yang ideal dalam memahami dasar genetika yang mempengaruhi perilaku dan morfologi pada vertebrata. Keanekaragaman fenotipe dalam spesies ini memberikan peluang besar untuk mengeksplorasi bagaimana seleksi langsung dan tidak langsung oleh manusia telah membentuk karakteristik ikan cupang domestik.

Studi Genetik dan Penemuan Baru

Meskipun penelitian tentang pewarisan warna tubuh, panjang sirip, dan sistem penentuan jenis kelamin (sex determination, SD) telah dilakukan sejak tahun 1930-an hingga 1940-an, pemahaman tentang dasar genetika variasi fenotip ikan cupang masih terbatas hingga beberapa studi terbaru. Penelitian modern kini telah mengidentifikasi dasar genetik dari berbagai fenotipe seperti ekor ganda (double tail), telinga gajah (dumbo), albino, pola bintik pada sirip (fin spot), serta mekanisme SD.

Pemetaan Genetik dan Hubungan Evolusi

Dalam sebuah studi, para peneliti berhasil menyusun genom ikan cupang betina dengan tingkat resolusi tinggi di tingkat kromosom, serta melakukan analisis ulang terhadap 727 individu ikan cupang domestik dan 59 individu liar dari enam spesies dalam kompleks Betta Splendens. Melalui pendekatan pemetaan asosiatif, penelitian ini mengidentifikasi hubungan evolusi antar varietas serta dasar genetik berbagai karakteristik, termasuk sistem penentuan jenis kelamin, morfologi sirip, pewarnaan tubuh, ukuran tubuh, agresivitas, dan perilaku lainnya.